Sabtu, 10 Februari 2018

Bunglon

      Warna asli bunglon adalah hijau. Dalam keadaan tertentu dia akan mengubah warna kulitnya menjadi kecokelatan sampai kehitaman. Di Indonesia bunglon tersebar disejumlah daerah di Jawa, Kalimantan, Bali, Madura, Sulawesi. Ia kerap ditemukan disemak-semak,dan pohon-pohon peneduh dikebun/pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon ketika mengejar mangsanya namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
 
      Bunglon memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya seperti kupu-kupu, ngengat, capung,lalat, dan lain-lain. Untuk menipu mangsa dia kerapberdiam diri dipucuk pepohonan atau bergoyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga terlihat meniti kabel listrik dekat rumah untuk meyebrang dari satu tempat ketempat lain. Reptil ini bereproduksi dengan cara bertelur. Ia bertelur ditanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Induk menggali tanah dengan menggunakan moncong. Kulit telur berwarna putih, lentur atau agak liat serupa perkamen. Jumlah telurnya cuma dua butir, lonjong-panjang dengan diameter 7-40 mm2 yang diletakan sejajar dan ditimbun tanah tipis.

http://BloggerBersatu.com/?ref=Bayuadhi
      Perlu diketahui, bunglon tidak bisa berubah kulit kesemua warna melainkan hanya pada warna tertentu saja. Perubahan kulit terjadi  sebagai respon atas suhu, cahaya, dan mood atau emosinya. Penampilan bunglon sepintas mirip kadal. Namun bunglon jauh lebih hebat ketimbang kadal. Selain memiliki kemampuan berubah warna, bunglon menjadi satu-satunya reptil yang memiliki kaki penjepit. Cengkraman kaki ini sangat cocok untuk mendaki pohon yang menjadi tempat tinggalnya, meski pergerakan tubuhnya sangat lamban.
      Bunglon juga memiliki kekhasan luar biasa, yaitu lidah yang sangat panjang. Panjang lidahnya bisa dua kali panjang tubuh, dilengkapi cairan kimia yang sangat lengket. Cairan ini berguna untuk menyambar mangsa, yang sebagian besar adalah serangga.

Selasa, 06 Februari 2018

Katak Pohon Hijau

     Katak pohon hijau bernama latin rhacophorus reinwardtii schlegel. Katak ini tinggal di pohon-pohon yang tinggi. Katak mempunyai selaput seperti bebek, digunakan untuk meluncur dari satu pohon ke pohon lainnya. Karena perilakunya ini sehingga dia mendapat julukan katak terbang.
     Katak berukuran kecil-sedang dengan warna tubuh hijau, sedangkan bagian samping hingga tangan dan kaki berwarna kuning / orange. Jari tangan dan jari kaki berselaput sepenuhnya sampai kepiringan dan berwarna hitam. Sebuah lipatan kulit terdapat di atas tumit dan anus begitu juga disepanjang lengan. Tekstur kulit halus di bagian atas, perut dan samping tubuh bagian bawah kaki berbintil-bintil kecil kasar.
http://Kumpulblogger.com/signup.php?refid=395908
     Seperti yang dikatakan di atas katak pohon hijau ini tinggal dipohon-pohon tinggi dihutan rimba. Habitat katak pohon biasanya terdapat dihutan primer-skunder dan lebih umum pada ketinggian antara 250-1.200 meter dpl. Penyebarannya cukup luas dari pulau jawa, sumatera, kalimantan, malaysia bahkan hinga cina bagian selatan.

Sabtu, 03 Februari 2018

Elang Jawa

      Keberadaan elang jawa (spizaetus bartelsi) burung nasional inspirasi burung garuda lambang negara Indonesia ini makin langka dan makin terancam punah. Kita sulit sekali menjumpainya, sebab burung ini hanya terdapat dipulau Jawa itupun penyebarannya sangat terbatas di hutan-hutan. Sejak tahun 1992 burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia. Sebagai predator,elang jawa mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan. Bahkan elang jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia.
      Sementara itu untuk mengenal kita perlu mengetahui ciri-cirinya antara lain bertubuh sedang sampai besar, langsing dengan panjang tubuh sekitar 60-70 cm (dihitung dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna cokelat kemerahan dengan jambul tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang sekitar 12 cm) dan tengkuk cokelat kekuningan, bahkan keemasan bila terkena matahari. Jambul berwana hitam dengan ujung berwarna putih. Sedangkan mahkota dan kumisnya berwarna hitam, punggung dan sayap cokelat gelap. Kerongkongan keputihan bergaris-garis hitam membujur ditengahnya. Selain itu bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat pangkal jari. Ekor berwarna kecokelatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisi bawah. Ujung ekor bergaris putih tipis, untuk betina berwarna serupa hanya sedikit lebih besar daripada jantan. Selain itu iris mata kuning atau kecokelatan dengan paruh berwarna hitam.
      Penyebaran elang jawa terbatas di pulau Jawa dari ujung barat (Taman Nasional Ujung kulon) hingga ujung timur disemenanjung Blambangan Purwo. Penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan diseparo belahan selatan pulau jawa. Burung ini lebih suka hidup diwilayah berlereng dan hutan-hutan tropika yang selalu hijau, didataran rendah maupun tinggi. Hingga ketinggian 2.200 meter bahkan kadang-kadang hingga 3.000 meter dpl (dari permukaan laut).

 
      Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar dicapai, meski tidak selalu jauh dari aktifitas manusia. Sebab burung langka ini sangat tergantung pada keberadaan hutan primer sebagai habitatnya. Walau ada elang jawa yang menggunakan hutan skunder sebagai tempat berburu dan bersarang, akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas. Burung predator ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap mangsa yang menjadi sasarnnya di dahan pohon maupun diatas tanah, seperti berbagai jenis reptil, burung-burung kecil, tupai, kelelawar, musang bahkan juga anak monyet. Masa bertelur elang jawa biasanya pada bulan januari-juni. Sarangnya berupa tumpukan ranting-rangting dedaunan yang disusun tinggi, dibuat dicabang pohong setinggi sekitar 20-30 meter di atas tanah. Telurnya hanya 1-2 butir dan di eraminya selama kurang lebih sebulan 17 hari.
      Itulah soalnya, populasi burung yang dilindungi ini sangat kecil, ditambah menhadapi ancaman besar terhadap kelestariannya karena kehilangan habitat dan ekosistemnya. Seperti pembalakan liar dan konservasi hutan menjadi lahan pertanian sehingga menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa. Ancaman lainnya elang jawa ternyata terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan. Tergiur kelangkaannya, orang merasa bangga dapat memelihara burung ini meski harus rela mengeluarkan kocek jutaan rupiah. Mengingat populasinya yang kecil dengan wilayah penyebarannya yang terbatas dan ancaman perburuan yang tinggi. Membuat organisasi konservasi dunia yakni IUCN memasukan elang jawa kedalam status EN yakni Endangered yang berarti terancam kepunahan.